Guru dan Tempat terbaik untuk Pendidikan Seks


Tugas mendidik anak pada dasarnya menjadi kewajiban kedua orangtua, tetapi karena berbagai keterbatasan, tugas orangtua tersebut dibagi dengan kerabat dekat, guru, ustadz, kiai, pendidik, beserta masyarakat lingkungan di mana anak tersebut tinggal.

Pada anak usia 0-5 tahun, peran orangtua dan guru PAUD menjadi dominan karena mobilitas
mereka banyak berpusat pada keluarga dan PAUD. Di luar itu, anak usia dini berinteraksi dengan teman bermainnya yang sebaya dalam groupnya. Kebanyakan ibu yang mengambil peran lebih dibandingkan dengan yang lain. Ibu sebagai penjaga dan pendidik (seks) anak pada usia dini diharuskan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai terhadap materi dan strategi pembelajarannya.


Ibu dan perempuan yang pada umumnya sangat dekat dengan anak-anak memerlukan pendidikan yang cukup dan tidak bisa lagi ditolerir mereka hanya diajar oleh orang tua secara natural tanpa desain pembelajaran dan pendidikan yang memadai. Pendidikan perempuan yang berkualitas harus diupayakan terus-menerus jika masyarakat menginginkan kehidupan masa depannya menjadi lebih baik dan berperadaban.

Tempat terbaik untuk memberikan Pendidikan Seks

Terkait dengan tempat pendidikan seks bagi anak, patut direnungkan pernyataan menarik dari Kuntowijoyo tentang generasi muslim saat ini yang sulit dikendalikan oleh tokoh-tokoh agama dan spiritual dan berkoordinasi dengan ulamanya meskipun ia memiliki pemahaman keagamaan yang memadai. Menurut Kuntowijoyo, hal ini disebabkan oleh mereka jauh dari masjid dan belajar secara anonim. Artinya, mereka belajar tidak berhadapan dengan guru atau ustadz di masjid sebagaimana zaman dahulu biasa dilakukan oleh para remaja desa. Saat ini para pemuda muslim belajar Islam dari koran, majalah, radio, TV, dan internet. Tidak ada lagi komunikasi antara guru- murid sehingga tiada pula interaksi dan ikatan batin dan ruhaniah (spiritual) di antara mereka. Generasi baru muslim ini telah lahir dari rahim sejarah, tanpa kehadiran sang ayah, tidak ditunggui saudara-saudaranya. Tangisnya kalah keras oleh gemuruh teriakan-teriakan reformasi, generasi yang tanpa rujukan yang jelas, generasi
yang tidak mempedulikan anatomi, dan rujukan keilmuannya yang disebutnya sebagai muslim tanpa masjid.

Pendidikan seks bagi anak sejak dini harus dilakukan oleh orangtua dan guru dengan berpusat pada masjid. Masjid dalam arti harfiah, yaitu tempat sujud yang berada di setiap rumah keluarga muslim karena setiap rumah idealnya disediakan ruang khusus untuk beribadah. Di masjid dalam arti syar’i, yaitu bangunan yang digunakan untuk beribadah terutama salat dan menjadi pusat kegiatan pendidikan dan sosial umat. Anak sejak dini harus diperkenalkan dengan masjid sebagai pusat gerak kehidupannya sehingga secara psikis-sosio-spiritual, karakter mereka akan terbangun secara positif.

Agar masjid memiliki peran edukatif seperti sebagai tempat mendidik anak-anak, remaja, dan orangtua masjid harus didesain dengan memperhatikan kebutuhan warga jamaahnya semisal pendidikan seks, pendidikan kreatif, atau lainnya. Pendidikan seks yang diadakan oleh remaja atau takmir masjid di masjid akan memiliki nilai lebih karena sentuhan spiritualnya yang lebih kental. Masjid bisa sebagai pendidikan alternatif di saat biaya pendidikan melambung sulit dijangkau oleh masyarakat umum.
Masjid memberikan multi-pelajaran bagi yang memanfaatkannya sehingga mereka mampu
menyerap ilmu untuk kebahagiaan di dunianya dan mengambil hikmah untuk persiapan ia kembali dan menghadap kepada tuhannya.

1 comment: