Apakah makan daging kambing bisa membuat “tahan lama”?


Daging kambing rupanya punya tempat tersendiri, terutama di kalangan kaum lelaki. Katanya, daging ini dipercaya ampuh mendongkrak potensi seks lelaki. Entah bagaimana ceritanya, daging kambing dipercaya mempunyai kemampuan aprodisiak.
Kalau diamati, secara fisik sekerat daging kambing tak jauh beda dibandingkan dengan daging merah lainnya dari domba, sapi, dan kerbau. Dibandingkan dengan daging domba umpamanya, keduanya sama-sama bertekstur halus. Warna dagingnya pun tak terlalu berbeda meskipun daging kambing biasanya berwarna lebih pekat. Kandungan gizinya, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, juga tak jauh berbeda. Komposisi gizi semua daging (merah) kurang lebih mirip-mirip. Perbedaan ada, tapi tidak terlalu jauh. Perbandingan kandungan asam lemak jenuh daging kambing dan daging sapi umpamanya, sangat sedikit perbedaannya. Begitu pula, asam lemak tak jenuhnya.

Perbedaan mencolok dengan daging ternak lain justru aromanya. Daging domba, sapi, atau kerbau beraroma amis saja, sedangkan daging kambing beraroma menyengat (orang Jawa bilang prengus).
Selain itu, lemaknya lebih putih dan keras. Kalau banyak orang suka sate kambing setengah matang, sebenarnya itu lebih menyangkut selera. Nilai gizinya tak terlalu berbeda dengan yang matang betul. Munculnya pengaruh pada kaum lelaki, mungkin karena faktor sugesti dari mereka yang mengkonsumsi sate kambing. Sebaliknya, belum tentu benar kalau keperkasaan seorang lelaki setelah makan sate kambing akibat energi yang diperoleh dari lemak sate. Penjual sate memang sering kali menyisipkan potongan lemak di antara potongan daging. Energi tambahan itu lebih mungkin diperoleh dari bir yang diminum bersamaan dengan makan sate kambing tadi, karena bir merupakan sumber energi cepat tersedia bagi tubuh.
Dari segi farmakologi, bisa jadi daging kambing mengandung senyawa mirip hormon seks lelaki. Namun, sampai saat ini belum ditemukan dasar ilmiah untuk menyatakan daging kambing bisa meningkatkan potensi seksual kaum lelaki.
Pada dasarnya orang yang sudah menurun potensi seksualnya tidak dapat langsung naik potensinya hanya dengan makan daging kambing ditambah bir. Yang berperan dalam membantu meningkatkan potensi seksual itu adalah hormon. Yang didapat oleh mereka yang mengkonsumsi makanan atau minuman aprodisiak itu bukan peningkatan potensi, tetapi lebih pada sensasi seksual. Akibat sensasi tentu saja seseorang jadi bergairah. Tetapi, potensi tetap saja segitu-segitu juga.
Antara Mitos dan Sensasi
Dari dulu sampai sekarang reputasi aprodisiak di dunia belum berubah. Saking kuat dan berakarnya mitos, sampai sekarang lebih banyak lelaki dan suami yang sesat dan berpetualang mencari mimpi seksualnya yang tak kunjung berakhir itu. Sebagian kaum Adam merasa sia-sia sebab mimpi dari aprodisiak itu tetap saja tinggal mimpi, karena aprodisiak mana pun cuma memberi janji. Yang terjadi pada konsumen aprodisiak sebetulnya hanya dua sensasi.
Pertama, sensasi seksual akibat adanya pengaruh aprodisiak terhadap faal tubuhnya. Padahal kerja suatu bahan aprodisiak mungkin Cuma gelitik halus pada saluran kemaluan-kemih belaka (urogenital tract). Aprodisiak lainnya hanya mengubah persepsi sehingga sensasi kegiatan seksual terkesan lebih lama dan lebih menyenangkan. Selain itu ada juga aprodisiak yang memperlaju aliran rangsangan dalam sistem saraf, sehingga pesan rangsangan seks dari dan ke otak meningkat. Bahan aprodisiak bekerja dengan cara membongkar hambatan sosial maupun jiwa, sehingga orang lebih lepas mengekspresikan kinerja seksualnya. Kelepasan naluriah ini yang biasanya dibarengi oleh rasa senang seks yang meningkat (sexual enjoyment) - bisa saja terkesan sebagai kehebatan seks.
Peran bahan aprodisiak terhadap faal kemaluan pada umumnya meningkatkan jumlah darah yang mengalir ke organ tersebut. Semakin banyak darah yang mengalir ke sana, semakin bertambah mutu kesiapan seorang lelaki dan itu memberi sensasi seksual pada wanita. Ukuran maksimal ereksi dimungkinkan mencapai puncak terbesarnya. Mungkin juga ereksi menjadi lebih lama sebab stimulan saraf lebih peka dan laju, serta lebih memberikan rasa nikmat karena pesan saraf yang mengalir antara otak-kemaluan-otak bertambah lancar.
Sensasi kedua yang ditimbulkan aprodisiak bersifat psikologis. Digiring oleh mitos, kultur, dan obsesi pribadi tentang lelaki super, kehadiran aprodisiak bagi semua pria di mana pun selalu menumbuhkan suatu kondisi yang disebut expectancy effect pada pemakainya. Artinya, jika orang berpikir bahwa dengan makan daging kambing seksnya akan kuat, maka perasaan itu akan memberinya sensasi yang begitu sehabis menyantapnya.
Daging kambing tergolong memberikan expectancy effect sebab secara ilmiah belum ditemukan zat berkhasiat yang mampu menambah libido apalagi sampai mampu meningkatkan potensi. Berbeda ikhwalnya dengan alkohol, sebab dalam takaran rendah justru menambah banyak jumlah darah yang memasuki organ kemaluan pria sehingga memaksimalkan ereksi.
Maka dari itu makan daging kambing dengan alkohol akan memberikan kedua sensasi yang sudah disebutkan di atas. Kita belum menghitung peran bumbu masak seperti merica, biji pala, dan semua yang menimbulkan sensasi hot. Kesan hot juga dapat dikaitkan dengan tingginya faktor SDA (Specific Dynamic Action) suatu bahan makanan.
Semakin tinggi SDA suatu bahan makanan semakin memberikan rasa hot pada tubuh yang mengkonsumsinya. Rasa hot begini yang mungkin dipersepsikan sebagai bergairah secara seksual juga. Konon daging kambing disamakan dengan daging macan atau menjangan, yang dijuluki bersifat "panas" atau Yang dalam ilmu Tao. Itu adalah lawan dari jenis makanan yang "dingin" atau Yin [HNL]

1 comment: