satulelaki.com - Ada yang percaya bahwa ejakulasi dini
adalah kelainan yang diturunkan. Namun secara ilmiah hal itu tidak dapat
dibuktikan, karena pada dasarnya ejakulasi bisa ditentukan waktunya sesuai keinginan.
Ejakulasi dini adalah kontraksi otot pada klimaks yang
antara lain ditandai dengan keluarnya sperma sebelum pada waktunya sehingga 'layu'
sebelum berkembang. Hal ini tentu bisa mengecewakan pasangan Anda karena untuk
mencapai orgasme, wanita memerlukan cukup mendapat rangsangan dari penis yang
tegang di dalam vaginanya.
Mungkin bisa dikatakan natural jika sesekali pria mengalami
ejakulasi dini. Pencetusnya bisa berupa rasa bersalah, ketakutan akan sesuatu, atau
karena mendapati sesuatu yang aneh ketika sedang bercinta. Sangat jarang
ejakulasi dini terjadi karena penyakit. Karena penyebab ejakulasi dini
kebanyakan adalah faktor psikologis, mengatasinya akan lebih mudah dengan
mengubah cara pandang atau cara berpikir kita.
Yang harus diingat selalu adalah bahwa semakin lama masa
ereksi maka kenikmatan yang akan diperoleh akan semakin meningkat. Hal ini bisa
dianalogikan dengan balon. Semakin banyak kita meniupkan udara, letusannya akan
semakin keras. Dan heboh!Jadi semakin lama Anda bisa mempertahankan ereksi,
semakin banyakdarah yang mengalir ke dalam penis dan semakin banyak simpul-simpul
saraf yang menegang sehingga ketika sperma keluar, sensasi yang ditimbulkan
akan semakin hebat.
Menurut para ahli, mempertahankan masa ereksi bisa dapat 'dipelajari',
tidak jauh dari bagaimana kita belajar menari atau berdansa. Yang perlu diingat
adalah Anda harus tekun agar bisa 'menghafal' cara otak Anda dalam mengirim
sinyal ke penis. Ada satu titik, saat di mana Anda tidak bisa mengontrol lagi
organ vital Anda sehingga ereksi terjadi. Anda bisa mempelajari apa saja yang
bisa membawa Anda ke titik tersebut. Anda dapat menundanya dengan cara ganti
posisi atau mengerem gerakan sensual Anda.
Mungkin dengan mengenali bagaimana terjadinya proses orgasme
pada pria, bisa membantu Anda untuk membiasakan otak dan penis Anda seiring dan
sejalan. Orgasme pada dasarnya dicapai dalam dua fase. Pertama terjadi pada
kelenjar prostat yang mengalami kontraksi dan melepaskan cairan ke saluran
kencing (uretra). Proses ini menimbulkan perasaan seperti kalau kita berada
dalam keadaan sesaat sebelum bersin. Sedangkan fase kedua adalah perasaan
ketika bersin itu sendiri sudah keluar. Jadi otot pelvic berkontraksi dengan kuat
di sekeliling penis dan kemudian mendorong cairan sperma keluar dengan tekanan
yang cukup kuat.
Pria mengalami orgasme kalau kedua fase ini dilalui dengan
baik. Jadi kesimpulannya ejakulasi bisa terjadi tanpa orgasme dan sebaliknya orgasme
pun bisa terjadi tanpa harus ejakulasi, yaitu orgasme fase pertama yang bisa dianalogikan
dengan seperti bersin yang sudah di ujung hidung kemudian tidak jadi. Dalam
kasus bersin, mungkin kekesalan timbul lebih besar, tetapi dalam kasus orgasme,
kenikmatan seksual masih bisa dirasakan.
No comments:
Post a Comment